LATEST PROMOTIONAL CAMPAIGN
My Account

Mari Terbang Bersama Kami

Mari datang dan rasakan pengalaman ketika mengunjungi salah satu desa terpencil yang dilayani oleh pelayanan MAF di Kalimantan, Indonesia

Ada kursi ekstra dalam penerbangan ke desa Long Sule (SOO-lay). Apakah Anda Mau bergabung dengan kami?
Anda akan duduk di kursi tengah di sisi kiri, tepat di belakang pilot Tyler Schmidt. Beberapa menit setelah lepas landas dari pulau Tarakan, Anda akan meninggalkan pantai dan menuju ke wilayah pegunungan pedalaman Kalimantan, Indonesia. Dan ketika Anda sedikit menunduk untuk mengintip dari ujung sayap. Hutan yang lebat dan masih asri menghiasi permukaan lanskap di bawahnya.

Setelah satu jam terbang, Anda akan mencapai wilayah yang dikenal sebagai Apo Kayan. Pilot Tyler akan menurunkan sayap pesawat saat Anda mendekati lapangan terbang Long Sule yang terletak di punggung bukit berumput di atas desa tersebut.

Desa Long Sule dan Long Pipa dapat dilihat dari ujung sayap pesawat MAF jenis Kodiak saat mengelilingi landasan.Foto oleh Natalie Holsten.

Pilot Tyler dengan cekatan menurunkan roda dan pesawat pun bergemuruh di atas landasan. Dia mematikan mesin dan menoleh kebelakang sambil tersenyum dan mengacungkan jempol. “Selamat datang di Long Sule!”

 

Anda harus menunggu petugas di landasan untuk memasang penyangga ekor pesawat sebelum pintu dibuka dan setelah itu baru Anda boleh keluar. Penduduk desa mengelilingi pesawat, mereka ingin sekali membantu menurunkan kargo. Beberapa dari mereka melangkah maju dan mengulurkan tangan untuk menyambut Anda.

Pilot MAF Tyler Schmidt sedang berbincang dengan agen lapangan terbang Loren di lapangan terbang Long Sule di Kalimantan, Indonesia. Foto oleh Lemuel Malabuyo.

Semua orang – pria dan wanita, tua dan muda – membantu memindahkan dan mengangkut kotak dan tas yang tersimpan di dalam pod pesawat Kodiak. Mereka mengangkat muatan yang berat ke atas punggung mereka dan memulai perjalanan yang curam ke desa-desa di bawahnya.

 

Jika Anda penasaran dengan klinik dipedesaan, Anda dapat berjalan menuju jalan setapak yang menurun beberapa ratus meter dari landasan ke lembah.

 

Anda berpapasan dengan seorang pendeta dari sebuah gereja lokal yang sedang menuju ke lapangan terbang untuk mengejar penerbangan ke desa lain dengan tujuam untuk menghadiri konferensi gereja. Pendeta tersebut mengambil waktu sejenak untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada MAF, menjelaskan bahwa perjalanannya akan menjadi perjalanan yang sulit selama beberapa minggu melewati hutan jika bukan karena bantuan MAF.

Seorang nenek dan cucunya sedang duduk di bawah naungan teras rumahnya di desa Long Sule. Foto oleh Lemuel Malabuyo.
Seorang ibu sedang menggendong anaknya yang masih balita dengan gendongan bayi tradisional di desa Long Sule. Foto oleh Lemuel Malabuyo.

Jalan setapak yang berkelok-kelok menurun ke desa Long Pipa adalah jalur Untuk mencapai klinik di Long Sule, Anda harus menyeberangi serangkaian jembatan dari Long Pipa diatas sungai. Jembatan pertama tidak memiliki pegangan dan berayun-ayun dan akan bergoyang jika ada gerakan sedikit saja. Anak-anak pedesaan berjalan dengan mudahnya karena sudah terbiasa melewatinya, berbalik tertawa saat Anda berpegangan pada sisi jembatan dengan ketakutan dan menahan diri untuk tidak melihat ke bawah.

 

Entah bagaimana, Anda berhasil menyeberang dan mulai berjalan-jalan di Long Sule. Banyak rumah memiliki tikar anyaman di depannya, hasil panen padi yang baru saja dijemur dan sebagian besar penduduk desa tersebut adalah petani, pemburu dan nelayan. Apapun yang mereka butuhkan seperti minyak goreng, gula, teh, pakaian, obat-obatan, bahan bakar untuk generator, semuanya itu didatangkan oleh pesawat MAF.

 

Saat Anda berhenti sejenak untuk berfoto dengan sekumpulan anak-anak, suara pesawat Kodiak MAF bergemuruh di atas kepala. Pilot Tyler sedang menuju ke landasan udara terdekat di Mahak Baru untuk mengambil muatan kargo dan bahan bakar solar. Pada hari normal, dia biasanya menyelesaikan enam penerbangan antar-jemput sebelum hari itu berakhir.

Sebuah klinik di Long Sule menyediakan perawatan medis dengan bantuan dari penerbangan medevac MAF. Foto oleh Lemuel Malabuyo

Dengan matahari tropis di posisi puncaknya, Anda akhirnya sampai di klinik dan disambut oleh direktur klinik dan beberapa perawat. Mereka memberi tahu Anda bahwa klinik ini dibangun sekitar sepuluh tahun yang lalu dengan menggunakan bahan-bahan yang dibawa oleh MAF.

Salah satu pria yang bersama Anda, Loren, masuk ke dalam klinik untuk membuka beberapa jahitan. Dia mengundang Anda untuk ikut serta dan menceritakan bagaimana pada saat dia sedang memancing, jarinya tersangkut di kail. Dia tampak kesakitan saat seorang perawat melepas jahitan dan menutup jarinya dengan perban. “Perih!” katanya sambil tertawa.

Sebelum klinik ini dibangun, hanya ada sebuah pos kecil yang selalu kekurangan staf dan tidak terurus. Sekarang, klinik ini menawarkan layanan kebidanan dan imunisasi, mengobati penyakit seperti TBC dan penyakit kulit, dan menyediakan perawatan luka parah.

Agen lapangan terbang MAF, Loren, mendapatkan jahitan di klinik di Long Sule. Foto oleh Natalie Holsten.

Seorang Perawat bernama Sarip menjelaskan bagaimana MAF menyediakan layanan medevac untuk pasien-pasien yang kritis dari klinik ini. “MAF telah banyak membantu orang-orang di sini,” katanya. “Setiap kali ada pasien yang perlu dievakuasi, MAF merespons dengan cepat.”

Seperti halnya Ripin, seorang pria yang digigit ular berbisa beberapa tahun yang lalu ketika sedang menebang kayu di hutan. Teman-temannya membawanya ke klinik, tetapi tidak ada lagi yang bisa dilakukan untuknya. Sambil berjuang untuk bernapas, ia menyaksikan kakinya membengkak dengan ukuran yang mengkhawatirkan. Untungnya, MAF berhasil membawanya ke rumah sakit sebelum terlambat.

“Jika bukan karena MAF,” katanya kepada kami, “saya pasti sudah dipanggil pulang oleh Tuhan!”

Segera tiba waktunya untuk kembali ke landasan, kepala Anda dipenuhi dengan cerita-cerita menakjubkan seperti ini. Anda segera menyadari bahwa berjalan kembali mendaki bukit menuju landasan terbang kira-kira seratus kali lipat lebih sulit daripada saat turun, namun dengan banyak tawa dan semangat dari penduduk setempat, Anda akhirnya kembali ke atas.

Saat pesawat lepas landas dan Anda melihat ke luar jendela, anda akan melihat teman-teman baru Anda dari Desa tersebut melambaikan tangan kepada Anda. Hari ini Anda menerima hadiah dari sekilas gambaran langka tentang kehidupan sehari-hari di desa mereka dan bagaimana MAF memberikan dampak positif yang permanen dari salah satu tempat paling terpencil di dunia.

Kisah

Sebuah Warisan Pelayanan

Kilas balik 50 tahun MAF di Kalimantan Utara Pada tahun 1971, pilot MAF Dave Hoisington menerbangkan delegasi konferensi gereja dari Papua, Indonesia, ke pangkalan MAF

Read More »

Search this Website

Notify Me of Upcoming Adventures

Name(Required)

Share This

Facebook
Twitter
LinkedIn
Email