LATEST PROMOTIONAL CAMPAIGN
My Account
Search
Close this search box.

Pengiriman Spesial

 
MAF menyampaikan sebuah surat yang berisi dorongan kepada orang-orang yang baru percaya

Oleh Natalie Holsten

” Wahai penduduk Dem yang telah menaruh kepercayaan kepada Yagwe*, percayalah kepada-Nya. Yagwe tidak akan melupakanmu. Dia sangat mengasihi kamu. Kamu juga sekarang adalah keluargaku dan aku ingin berada di sana bersamamu, tetapi saat ini aku belum bisa.”

Kata-kata yang menyentuh hati yang ditulis oleh seorang misionaris kepada sekumpulan orang yang baru percaya dari suku Dem. Ini mengingatkan kita akan surat yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat mula-mula 2000 tahun yang lalu.

Saat ini, dengan adanya Zoom, email, Facebook, dan SMS. Dan untuk mengirim surat di atas kertas sepertinya sudah kuno. Namun bagi jemaat Dem yang hidup tanpa layanan seluler atau listrik di dataran tinggi Papua, Indonesia, surat terkadang menjadi satu-satunya pilihan untuk berkomunikasi.

Pertengahan tahun lalu, jemaat Dem di desa Bina baru saja merayakan ulang tahun. Setelah berbulan-bulan mendengar pengajaran tentang kisah penebusan Kristus, banyak yang telah mengambil keputusan untuk menaruh iman mereka kepada Tuhan.

Sudah waktunya bagi para misionaris mengambil cuti dan beberapa misionaris mengambil cuti lebih lama di negara asalnya, dan bagi Jay† dan keluarganya, mereka hanya berlibur sejenak di pulau Bali.

Tetapi liburan singkat itu berubah menjadi lama karena pembatasan perjalanan akibat COVID-19, dan Jay mulai khawatir tentang keadaan orang-orang yang baru percaya disana.

Seperti Rasul Paulus yang menulis surat kepada jemaat mula-mula, Jay ingin menulis surat kepada orang-orang yang baru percaya dan mengingatkan mereka akan kabar baik yang telah mereka dengar dan yakini, serta meyakinkan mereka bahwa mereka tidak dilupakan.

Tetapi bagaimana cara mengirimkan surat kepada orang-orang percaya Dem?

Para misionaris yaitu Jay dan keluarganya disambut oleh masyarakat Dem di desa Bina. Foto oleh Peter Santana.

Jay kebetulan melihat di jadwal penerbangan MAF bahwa ada penerbangan ke Bina pada minggu itu, sehingga dia menghubungi pilot MAF Peter Santana.

“Dia mengirimi pesan ke saya dan berkata, ‘Apakah ada cara lain jika kami mengirimi Anda surat melalui email, bisakah Anda mencetaknya dan mengirimkannya ke Bina,” ujar Peter. “Saya berkata ‘ya, kami bisa memikirkannya.”

Jay menulis surat dukungannya dalam bahasa Dem dan mengirimkannya melalui email ke Peter yang kemudian mencetaknya dan mengirimkannya ke Binan bersama dengan kargo.

“Itu sangat keren,” kata Peter. “Kami membawa surat ini, seperti Paulus yang menulis surat ke gereja, tetapi dari Bali ke suku Dem di tengah Papua.”

Dalam suratnya, Jay mengatakan kepada orang-orang percaya Dem bahwa para misionaris akan segera kembali, dan orang-orang percaya harus terus percaya kepada Tuhan.

“Saya ingin memastikan bahwa mereka tahu bahwa kami tidak akan meninggalkan mereka,” kata Jay. “Surat itu … mengingatkan mereka akan apa yang telah Tuhan lakukan untuk suku Dem dengan membayar dosa-dosa mereka dan bahwa mereka sekarang adalah anak-anak Tuhan dan bahwa Tuhan mengetahui segala sesuatu, sedangkan kita tidak, sehingga kita perlu mempercayai Tuhan dan mengikuti firman-Nya yang telah kita pelajari.”

Surat tersebut tidak hanya dimaksudkan untuk memberi semangat, tetapi juga untuk menyampaikan penyesalan mereka karena tidak dapat hadir untuk membantu kebutuhan medis.

Pagi hari berikutnya setelah Jay dan keluarganya berangkat dari Bina, mereka menerima kabar bahwa seorang teman dekat putra Jay yang merupakan seorang dari suku Dem sakit parah. MAF menerbangkannya ke kota terdekat untuk mendapatkan perawatan, namun sayangnya, anak itu meninggal beberapa minggu kemudian.

“Kami merasa sangat sedih karena kami seharusnya ada di sana untuk membantu pengobatan dan ada beberapa masalah kesehatan lain yang terjadi, jadi dalam surat itu saya juga membahas hal tersebut …. hanya saja kami sedih karena kami tidak ada di sana untuk membantu pengobatan tetapi Tuhan memegang kendali dan mengetahui segala sesuatunya,” ujar Jay.

Pengiriman surat penyemangat ini hanyalah salah satu cara MAF mendukung pekerjaan Jay dan rekan-rekannya di Bina. Selama bertahun-tahun, pesawat MAF telah terbang membawa kargo dan melakukan penerbangan medis, dan staf MAF telah membantu pembangunan gedung tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.

“Kami memiliki peran yang unik sebagai sayap transportasi misi dan gereja,” kata Peter. “Kadang-kadang dalam bentuk menerbangkan para pemimpin gereja, kadang-kadang misionaris, kadang-kadang babi, dan kadang-kadang kami bisa menyampaikan pesan untuk gereja muda di Dem. Satu penerbangan seperti ini merupakan dorongan yang luar biasa, bukan hanya untuk pekerjaan mereka memimpin sekelompok orang percaya baru, tetapi juga bagi kita masing-masing bahwa Tuhan mengizinkan kita untuk memainkan peran dalam kisah-Nya.”

Apakah Anda ingin membaca surat yang ditulis oleh Jay? Berikut ini adalah Surat kepada orang-orang percaya suku Dem.

*Yagwe adalah Dem untuk Yahweh

†Beberapa mitra kami meminta agar informasi identitas dirahasiakan demi alasan keamanan.

Cerita muncul di FlightWatch Vol. 3 (musim panas), edisi 2022:

Saya mau mendengar pekerjaan Allah di pedalaman Indonesia!

Berlangganan cerita transformasi dan harapan terbaru dari pedalaman Indonesia!

Kisah

Search this Website

Notify Me of Upcoming Adventures

Name(Required)

Share This

Facebook
Twitter
LinkedIn
Email